Penerapan Sistem Interoperabilitas Data
dan Informasi
Iptek di Lingkungan Ristek dan LPNK
Pusat Dokumentasi dan Informasi
Ilmiah-LIPI lkmn_pdiiilipi@yahoo.com, isjd.pdiilipi@yahoo.com
Abstrak
Interoperabilitas
didefinisikan sebagai kemampuan organisasi pemerintah untuk saling berbagi dan
mengintegrasikan informasi dan proses kerjanya dengan memanfaatkan sekumpulan
standar yang baku. Pada tahun 2011, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Pusat
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(PDII-LIPI) mengembangkan Pustaka Ristek dengan melaksanakan sistem
interoperabilitas data dan informasi Iptek di lingkungan Ristek dan LPNK.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh karya ilmiah berikut data dan
informasi yang dihasilkan para Peneliti serta lembaga penelitian dapat lebih
terintegrasi sehingga mudah diakses dan dipetakan perkembangannya sesuai bidang
ilmu masing-masing. Tidak hanya itu, melalui sistem tersebut, masalah
visibilitas dan akuntabilitas hasil penelitian di Indonesia di dunia
Internasional diharapkan ikut dapat teratasi sehingga pada gilirannya
penelitian Indonesia dapat disitir oleh pengguna dari seluruh dunia.
Kata Kunci :
interoperabilitas, digital library, national repository, Indonesian
Scientific resources
1. PENDAHULUAN
Framework
interoperabilitas
bertujuan untuk dapat mendefinisikan kumpulan spesifikasi yang dapat
memfasilitasi sistem pemerintah ketika berinteraksi dengan sistem lainnya, baik
dalam lingkup internal maupun dengan lingkungan eksternalnya secara efisien dan
efektif.
Penggunaan
framework interoperabilitas akan memberikan manfaat, antara lain:
a.
memudahkan lembaga pemerintah untuk
bekerja sama dalam lingkungan elektronik;
b.
membuat
sistem, memperkaya pengetahuan dan berbagi pengalaman yang dapat dimanfaatkan
bersama dari satu lembaga ke lembaga lainnya;
c.
mengurangi
kerumitan proses yang terkait dengan kebutuhan hubungan pemerintah secara on-line
melalui pendekatan yang konsisten;
d.
mengurangi
ketergantungan media tradisional dalam pertukaran data sesuai dengan kebijakan
keamanannya masing-masing;
e.
mengantisipasi kebutuhan pengembangan
untuk menjawab layanan yang semakin beragam di masa yang akan datang.
Putu Laxman Pendit (2001) membagi beberapa kategori
interoperabilitas, antara lain sebagai berikut:
• Technical
interoperability: penggunaan standar komunikasi,
pemindaian, penyimpanan, dan penyajian data digital;
• Semantic interoperability:
standar penggunaan istilah dalam pengindeksan dan temu kembali;
• Political/human interoperability:
keputusan untuk berbagi bersama dan bekerja sama;
• Intercommunity interoperability:
kesepakatan untuk berhimpun antar institusi dan beragam disiplin ilmu;
• Legal interoperatiblity: peraturan dan
perundangan tentang akses ke koleksi digital, termasuk soal hak
intelektual;
• International interoperability:
standar yang memungkinkan kerjasama internasional.
Sebagai penjabaran interoperabilitas
untuk mendukung program e-government - khususnya di lingkungan
Kementerian Ristek - pada bulan Oktober 2010 Kementerian Ristek telah
meluncurkan portal Pustaka Iptek (http://pustaka.ristek.go.id) yang
dilengkapi perangkat database jurnal internasional ”science direct”.
Selain membantu para peneliti, keberadaan database tersebut dalam portal
Pustaka Iptek juga membantu menghemat anggaran setiap lembaga penelitian karena
tidak perlu lagi melanggankan jurnal di setiap portal yang dikelolanya. Dengan
demikian, duplikasi berlangganan jurnal antar lembaga penelitian dengan
sendirinya juga dapat dihindari.
Portal tersebut muncul sebagai salah
satu upaya untuk menjawab permasalahan kesulitan akses terhadap publikasi
ilmiah nasional dan Internasional yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan
publikasi itu sendiri sehingga menjadi faktor penyebab tidak efektifnya siklus
pembaruan informasi ilmiah melalui riset.
Padahal saat ini
banyak kegiatan riset telah dilaksanakan di Indonesia. Tabel 1 menunjukan
beberapa pusat penelitian di bawah koordinasi Kementerian Ristek yang banyak
menghasilkan karya-karya ilmiah berupa laporan penelitian, prosiding/makalah,
laporan penelitian, tesis/disertasi, buku, artikel jurnal ilmiah dan paten.
Ironisnya, publikasi ilmiah yang diterbitkan di dalam negeri masih terkesan
sulit diakses sehingga pemanfaatannya sangat rendah. Lebih memprihatinkan lagi,
masih banyak peneliti yang lebih mempercayai publikasi luar negeri sebagai
referensi untuk menyusun rencana riset dan pembahasan teoritis hasil penelitiannya,
walaupun riset tersebut dilaksanakan di Indonesia dengan permasalahan spesifik
Indonesia.
Tabel 1
Pusat Penelitian LPNK - Ristek
Pusat
Penelitian
|
Jumlah
|
LIPI
|
23
|
BPPT
|
20
|
LAPAN
|
7
|
BATAN
|
18
|
BAKOSURTANAL
|
8
|
BSN
|
1
|
Jumlah
|
77
|
Keberadaan
Keputusan Menristek No. 44/VII/2000 tentang Penyampaian Literatur Kelabu yang
berisi himbauan kepada para peneliti untuk menyerahkan karya-karya ilmiah yang
dihasilkannya kepada PDII-LIPI untuk didiseminasikan sampai saat ini belum
berjalan optimal. Proses pengolahan karya-karya ilmiah tersebut di PDII juga
memerlukan waktu cukup lama sebelum dapat ditampilkan di media internet
disebabkan begitu banyaknya dokumen yang harus diolah karena sebagian besar
masih diterima PDII dalam bentuk hardcopy. Tabel 2 menunjukan karya
ilmiah yang telah diolah PDII-LIPI. Dari jumlah tersebut masih ada
sekitar 40% yang belum terolah.
Tabel 2
Karya Ilmiah Yang telah diolah
PDII-LIPI
No
|
Jenis Karya
|
Jumlah
|
1
|
Artikel Jurnal Ilmiah
|
62.257
|
2
|
Jurnal Ilmiah
|
4.918
|
3
|
Laporan Penelitian
|
57.807
|
4
|
Artikel Prosiding ilmiah
|
58.550
|
5
|
Buku
|
83.104
|
6
|
Tesis/disertasi
|
33.518
|
7
|
Paten
|
6.860
|
Saat
ini setiap lembaga penelitian sudah mulai mengelola karya ilmiah, data dan
informasinya masing-masing. Hal ini tentu saja menimbulkan duplikasi dengan
pengelolaan yang dilaksanakan PDII-LIPI. Untuk menghindari duplikasi tersebut,
diperlukan sistem terintegrasi yang disertai pedoman dan standar yang digunakan
secara nasional
maupun
internasional sehingga proses interoperabilitas dapat berjalan baik.
Menanggapi berbagai uraian permasalahan
yang telah disampaikan sebelumnya dan dalam rangka mengembangkan Pustaka Iptek
di tahun 2011, dikembangkanlah suatu repository nasional yang berisi
karya ilmiah, data dan informasi yang dihasilkan oleh para peneliti di
Indonesia. Repository tersebut diharapkan dapat mengintegrasikan
database dari perpustakaan digital (digital library) yang
dibangun oleh lembaga penelitian yang ada di Indonesia dan dapat
memberikan kemudahan akses informasi karya ilmiah kepada masyarakat sehingga
duplikasi kegiatan penelitian dapat dihindari dan peta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat terpantau.
2.
PEMBAHASAN
Workshop IS&TDL 2010 telah mengidentifikasi
pola pengelolaan informasi di satuan kerja LPNK yang berada dalam koordinasi
Kementerian Ristek ke dalam tiga pengelompokkan, yaitu pengelolaan konten,
penggunaan sistem aplikasi, dan kondisi perpustakaan.
Pengelolaan Konten
Konten
yang dihasilkan satuan kerja dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
1) karya ilmiah
yang merupakan hasil dari kegiatan penelitian yang diolah dalam bentuk buku,
jurnal, laporan penelitian, tesis/disertasi, artikel makalah
prosiding/pertemuan dan paten;
2)
database yang
berkaitan dengan informasi yang telah dikelola seperti database laporan
penelitian, tanaman anggrek, hewan, sungai, laut, ikan, Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan lainnya.
3)
informasi yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik dari awal kegiatan maupun
hasil penelitian yang telah dikemas menjadi pengetahuan dan kebijakan baru.
Saat ini, satuan kerja yang ada di LPNK
hanya mengelola buku, jurnal, laporan penelitian, paten dan prosiding makalah
yang diterbitkan oleh satuan kerja. Padahal tidak sedikit peneliti yang bekerja
di satuan kerja tersebut yang menulis buku, jurnal, laporan penelitian dan
berkolaborasi dengan instansi di luar satuan kerjanya sehingga hasil karyanya
justru tidak terekam di satuan kerja tempat yang bersangkutan mengabdikan diri
melainkan terpampang sebagai hasil karya di satuan kerja yang lain atas dasar
hubungan kolaborasi penelitian. Fenomena yang sama terjadi pada para peneliti
yang melanjutkan pendidikan mereka ke luar negeri, banyak karya mereka, baik
berupa artikel jurnal/prosiding bahkan paten yang dipublish di
2
0 comments:
Post a Comment